Kamis, 12 November 2015

Praoe Lajar (Kita)

Mungkin angin yang berhembus itu sudah lelah

saat kutanyakan padanya kapan kautiupkan sekali lagi
setangkup nafas yang memberiku kehidupan

Mungkin pula ombak lautan yang memecah karang itu
kehabisan kata untuk memeluk riak gelombangnya
hilang ... hingga tak ada lagi kehidupan di atasnya

Sesekali layarnya mengembang tercerabut dari penyangganya
Oleng tak beraturan lalu membentur karang
saat itu hari sudah malam tapi bintangpun tak pula bersahabat

Kau coba berdiri dalam perahu layarmu
Memegang erat ujung-ujungnya dengan cekatan
meraihku dalam sebuah ikatan
supaya kita tak lagi jatuh dalam garangnya ombak lautan

Entah kali keberapa aku terlempar jauh dalam pekatnya badai malam itu
Percuma kuhitung karena kukira ku takkan selamat
Tapi kau yakinkanku ''badai pasti berlalu''
Yap, badai itu akan berlalu

Kaurengkuh aku dalam kepastianmu
Kau ciptakan sebuah taman surga yang akan menaungiku
Bukan dengan harta berlimpah, tapi cinta yang terus merekah

Berjalan menuju dunia baru
Sembilan Mei sudah berlalu
Kau aku dalam ''praoe lajar'' biru

Desember kini...
Kembangkan layarnya!
Ambil jangkar dan putar arahnya
Ku ingin ke utara
Sbab selatan tak lagi pantas untuk ditinggali
Segeralah, kita harus pergi...

Semarang, 6 Desember 2009

dedicated to husband and father of my two daughters
Happy Father's Day





klik My Facebook
join business

Tidak ada komentar:

Posting Komentar